Pengertian Faktor Produksi dan Faktor Produksi Tenaga Kerja

Pengertian Produksi, Fktor Produksi
ADMIN

Pengertian Faktor Produksi dan Faktor Produksi Tenaga Kerja
faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources).
Faktor Produksi Tenaga Kerja adalah faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja sebagai faktor produksi asli. Walaupun kini banyak kegiatan proses produksi diperankan oleh mesin, namun keberadaan manusia wajib diperlukan.

Tenaga kerja Di Sektor Pertanian
Pembicaraan mengenai tenaga kerja sector pertanian di Indonesia harus dibedakan ke dalam persoalan tenaga kerja dalam usahatani kecil-kecilan (usahatani pertanian rakyat) dan persoalan tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang besar-besar yaitu perkebunan, kehutanan, peternakan dan sebagainya. Pembedaan ini penting karena  apa yang dikenal sebagai tenaga kerja dalam usahatani tidaklah sama pengertiannya secara ekonomis dengan pengertian tenaga kerja dalam perusahaan-perusahaan dalam perkebunan. Dalam usaha tani sebagian besar tenaga kerja berasal deari keluarga petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, isteri, dan anak-anak petani. Anak-anak berumur 12 tahun misalnya sudah sudah dapat merupakan tenaga kerja yang produktif bagi usaha tani. Mereka dapat membantu mengatur pengairan, mengangkut bibit atau pupuk ke sawah atau membantu penggarapan sawah. Selain itu anak-anak petani dapat menggembala kambing atau sapi, itik atau menangkap ikan dan lain-lain yang menyumbang pada produksi pertanian keluarga. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dalam uang. Memang uisaha tani dapat sekali-sekali membayar tenaga kerja tambahan misalnya dalam tahappenggarapan tanah baik dalam bentuk pekerjaan ternak maupun tenaga kerja langsung.
Bahwa peranan kerja yang berasal dari keluarga petani sendiri memang peranan yang penting tidaklah hanya khusus kita dapati di Indonesia saja. Juga di negara-negara yang sudah maju pertaniannya, isteri dan  anak-nak petani juga ikutaktif menyumbang pada kegiatan produksi. Kalau seorang petani mengalami kekurangan tenaga pada saat penggarpan tanah sawah maka ia dapat meminta tolong pada tetangga dan familinya dengan pengertian ia akan kembali menolongnya pada kesempatan yang lain. Dengan cara begini tidak ada upah uang yang harus dibayar dan ini dapat menekan ongkos tenaga kerja. Sifat tolong menolong ini ada pada petani dimana saja, dalam satu desa atau lebih. Kaslan Tohir menunjukkan bahwa di Indonesia tolong menolong ini lebih banyak terdapat pada tanaman padi daripada palawija. Ini berarti bahwa tolong menolong memang benar-benar lebih banyak terdapat pada tanaman daripada palawija. Ini berarti bahwa tolong mrnolong memang benar-benar banyak terdapat pada pekerjaan dimana dimungkinkan pengembalian pekerjaan yang sama pada tanaman yang sama. Petani yang menanam tembakau misalnya walaupun memerlukanlebih banyak tenaga kerja tidak dapat mengharapkanbantuan tenaga secara gratis. Pertama-tama ia akan mengerahkan tenaga kerja keluarga sendiri sebanyak-banyaknya, baru setelah itu belum cukup maka diupahnya tenaga kerja tambahan dari luar keluarga. Tenaga kerja keluarga sendiri sebanyak-banyaknya, baru setelah ini belum cukup maka diupahnya tenaga kerja tambahan dari luar keluarga. Tenaga kerja dari luar dapat berupa tenaga kerja harian atau borongan tergantung pada keperluan. Tenaga kerja untuk penggarapan sawah biasanya diatur secara borongan.
Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Pertanian
Perkembangan tenaga kerja pertanian selama periode 2010-2014, mengalami penurunan sebesar 1,93 persen per tahun.  Tenaga kerja sektor pertanian tahun 2010 mencapai 38,69 juta orang, tahun 2011 mengalami penurunan sebasar 5,57% menjadi 36.54 juta orang.
Tahun 2012 turun sebesar 0,31% menjadi 36,42 juta orang. Tahun 2013 kembali turun lagi menjadi 38,70 juta orang atau turun sebesar 1,05%, kemudian pada tahun 2014 menurun menjadi 35,54 juta atau menurun sebesar 0,77%.
Penyerapan tenaga subsektor tanaman semakin menurun sedangkan 3 subsektor yang lainnya (TP, HORT, NAK) mengalami peningkatan, hal ini disebabkan beberapa hal diantaranya adalah makin berkurangnya luas areal tanaman pangan di pulau jawa, sehingga tenaga kerja bermigrasi ke sub sekor terutama ke sektor perkebunan, hortikultura dan peternakan, atau malah beralih ke luar sektor pertanian.
Perkembangan tenaga kerja Subsektor Pertanian berdasarkan jenis kelamin dan Subsektor pada tahun 2014 menunjukkan bahwa tenaga kerja laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan tenaga kerja perempuan. 
Tenaga kerja sektor pertanian berdasarkan umur yang paling tinggi pada kelompok umur 30th-44th sebanyak 12,63 juta orang dan yang paling sedikit pada kelompok umur >60 sebanyak 4,98 juta orang. Hal ini memperlihatkan bahwa struktur kelompok umur masing didominasi oleh tenaga kerja produktif (umur 15th – 59 th). Apabila tenaga kerja tenaga kerja dikelompokan menjadi generasi muda dan generasi tua maka perbandingannya pada tahun 2012 adalah 18% generasi muda dan 82% generasi tua.
Komposisi tenaga kerja berdasarkan pendidikan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut Tidak/Belum Pernah Sekolah sebanyak 3,79 Juta orang (10,60 %), Tidak/Belum Tamat SD sebanyak 8,45 juta orang (23,90 %), Pendidikan SD sebanyak 14 15 juta orang (39,57 %), SLTP sebanyak 5 57 juta orang (15,58 %), SLTA sebanyak 3 41 juta orang (9,54%), dan Perguruan Tinggi sebanyak 0,28 juta orang (0,81 %). Dengan demikian maka tenaga kerja di sektor pertanian masih didominasi oleh tingkat pendidikan SD ke bawah yaitu sebanyak 74,07 persen, hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya produktivitas tenaga kerja pertanian. 
Perkembangan jumlah tenaga kerja pertanian berdasarkan status pekerjaan menunjukkan bahwa pada periode 2010-2014 terjadi penurunan untuk masing-masing jenis status pekerjaan seperti berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar; pekerja bebas pertanian dan pekerja keluarga; sedangkan berusaha sendiri; berusaha dibantu buruh tetap/ buruh dibayar, buruh/karyawan mengalami peningkatan.(Grand Desain Ketenagakerjaan Pertanian 2015-2019).
Sektor pertanian tetap berada di posisi teratas dalam hal penyerapan tenaga kerja. Tabel di bawah ini memperlihatkan empat sektor terpopuler yang menyerap paling banyak tenaga kerja di tahun 2011 dan setelahnya. Angka-angka ini merupakan representasi total persentase tenaga kerja Indonesia.
Tahun
2011
2012
2013
20141
Pertanian
42.5
39.9
39.2
40.8
Pedagang Grosir, Pedagang Ritel,
Restoran dan Hotel
23.2
23.6
24.1
25.8
Jasa masyarakat, Sosial dan Pribadi
17.0
17.4
18.5
18.5
13.7
15.6
15.0
15.4
Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu seni dalam ilmu dan proses pengorganisasian seperti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian atau pengawasan. Dalam pengertian manajemen sebagai seni karna seni berfungsi dalam mengujudkan tujuan yang nyata dengan hasil atau manfaat sedangkan manajemen sebagai ilmu yang berfungsi menerangkan fenomena-fenomena, kejadian sehingga memberikan penjelasan yang sebenarnya. Manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu "Manage" yang berarti, mengurus, mengelola, mengendalikan, mengusahakan, memimpin. Sedangkan Pengertian Manajemen secara etimologis adalah seni melaksanakan dan mengatur. Pengertian manajemen juga dipandang sebagai disiplin ilmu yang mengajarkan proses mendapatkan tujuan organisasi dalam upaya bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik organisasi. Orang yang melakukan manajemen disebut dengan manajer.
Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli
Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,  pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan  perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Lawrence A. Appley berpendapat bahwa pengertian manajemen merupakan keahlian untuk menggerakan orang agar melakukan sesuatu
George R. Terry, mengatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan,  pengorganisasian, menggerkan dan pengawasan yang dialkukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia  serta sumber-sumber lain.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa manajemen adalah seni dalam mengatur sistem baik orang dan perangkat lain agar dapat berjalan dan bekerja sesuai dengan ketentuan dan tujuan entitas yang terdiri dari berbagai aktivitas sebagaimana disebutkan oleh George Terry.
Selain itu, pemaparan di atas menunjukan bahwa manajemen dalam ekonomi adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi, yaitu pengambilan keputusan.
Efesiensi Manajemen Di Sektor Pertanian
Berbicara tentang sebuah system manajemen tentunya akan akan selalu terkait dengan 5 hal pokok, yaitu  :
a.       Planning/perencanaan
b.      Organizing/pengorganisasian
c.       Actuating/pelaksanaan
d.      Controlling/pengawasan, dan
e.       Evaluating/penilaian
Planning/Perencanaan
Selayaknya sebuah usaha, usahatani juga sangat membutuhkan perencanaan yang matang.  Mulai dari jenis tanaman yang akan ditanam, pola budidaya yang akan dijalankan, tenaga kerja yang dibutuhkan, sampai kepada kegiatan-kigiatan panen dan pasca panen.  Semua rencana seharusnya tersusun rapi tercatat. 
Biasanya, petani yang telah tergabung dalam kelompok tani menuangkan perencanaan mereka dalam wujud RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok).  Namun sayangnya RDKK yang dibuat, oleh petani belum diartikan sebagai sebuah perencanaan dalam usaha tani.  RDKK hanya digunakan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi dari pemerintah saja. 
Secara  teoritis, untuk mewujudkan sebuah perencanaan yang mantap, kita bisa menggunakan pertanyaan 5W 1H, yaitu :
·         What/apa………….………?
·         Why/mengapa…………….?
·         Who/siapa…………….?
·         When/kapan….……….?
·         Where/dimana   ………?, dan
·         How/Bagaimana………?
Organizing Pengorganisasian
Setelah segala sesuatu yang terkait dengan usahatani direncanakan dengan baik, maka tahapan berikutnya adalah pengorganisasian.  Pada saat ini, petani harus mengorganisasikan setiap masalah dan faktor produksi yang dimilikinya.  Persiapan alat dan mesin pertanian, sarana-sarana produksi yang dibutuhkan juga termasuk tenaga kerja yang akan digunakan.
Pengorganisasian yang baik akan memudahkan pelaksanaan agar sesuai dengan rencana yang dibuat dan tujuan yangh ditetapkan.
 Actuating/Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah hal yang paling menentukan pada suatu kegiatan usaha tani jika ingin usahatani yang dijalankan berhasil.  Dalam pelaksanaan segala sesuatu yang dikerjakan diusahakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat.  Sebab apabila tidak maka hasil tidak akan sesuai dengan yang diharapkan oleh pelaku usahatani.
Controlling/Pengawasan
Semua pelaksanaan kegiatan usahatani harus diawasi agar sesuai dengan perencanaan yang dibuat.  Jika ada masalah dan kekurangan, sebagai seorang manajer, petani harus segera mengambil keputusan yang cepat dan tepat.  Caranya adalah dengan melihat sumber daya yang ada dan menyelaraskan dengan tujuan pelaksanaan usahatani.
Evaluating/Penilaian
Tahap ini hanya akan optimal jika semua hal yang dilakukan oleh petani terdokumentasi dalam sebuah catatan.  Evaluasi yang dilakukan tanpa informasi yang jelas hanya akan menghasilkan penilaian yang keliru terhadap obyek evaluasi.  Akibatnya tentu tidak aka nada perbaikan untuk kegiatan usaha tani berikutnya sebab fungsi dari evaluasi yang utama adalah sebagai bahan untuk perencanaan usahatani.
Hal-hal yang perlu dievaluasi disesuaikan dengan tujuan awal dilaksanakannya usahatani, misalnya  :
1.      Apakah produksi total telah mencapai hasil sesuai yang diinginkan?
2.      Apakah biaya produksi yang dikeluarkan telah sesuai dengan rencana awal?
3.      Bagaimanakah produktivitas ekonomis dari usahatani yang dilaksanakan?
4.      Apakah masalah-masalah yang dihadapi pada pelaksanaan usahatani?
Hasil evaluasi yang dilakukan tersebut akan lebih memudahkan bagi petani untuk membuat perencanaan usahatani berikutnya dengan lebih baik.  Lambat laun maka usahatani yang dilaksanakan menjadi lebih maju dengan pencapaian hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
-          https://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi
-          http://www.artikelsiana.com/2015/09/pengertian-produksi-faktor-faktor.html
-          http://bppsdmp.pertanian.go.id/index.php/artikel/berita/22-perkembangan-tenaga-kerja-sektor-pertanian
-          http://informationof-world.blogspot.co.id/2012/12/tenaga-kerja-dalam-peoduksi-pertanian.html
-          http://rahmanelieser.blogspot.co.id/2011/03/sektor-pertanian.html
-          http://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/pengangguran/item255
-          https://bursanom.com/pengertian-manajemen/
-          http://www.artikelsiana.com/2015/01/pengertian-manajemen-fungsi-manajemen.html
-          http://penyuluhandankomunikasi.blogspot.co.id/2013/09/peran-manajemen-dalam-mempengaruhi.html


Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.