A. Pengertian Psikologi
perkembangan
Psikologi perkembangan pada
prinsipnya merupakan cabang dari psikologi. Psikologi sendiri merupakan sebuah
istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu “psychology”. Istilah ini pada
mulanya berasal dari kata dalam bahasa Yunani “psyche”, yang berarti roh, jiwa
atau daya hidup, dan “logos” yang berarti Ilmu. Jadi, secara harfiah “psychology”
berarti “ilmu jiwa.[1][1]
Sedangkan perkembangan adalah
perubahan-perubahan yang dialami individu atau organism menuju tingkat
kedewasaannya atau kematangannya (Maturation) yang berlangsung secara
sitematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah)
maupun psikis (Rohaniah).
Yang dimaksud dengan
sistematis, progresif, dan berkesinambungan adalah sebagai berikut:
1) Sistematis,
berarti perubahan dalam
perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara
bagian-bagian organism (fisik dan psikis) dan merupakan suatu kesatuan yang
harmonis.
2) Progresif,
berarti perubahan yang terjadi
bersifat maju, meningkat dan mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik)
maupun kualitatif (psikis).
3) Berkesinambungan,
berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berkangsung secara
beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat.[2][2]
Menurut Reni Akbar Hawadi,
perkembangan secara luas menunjuk pada secara keseluruhan proses perubahan dan
potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan
cirri-ciri yang baru.dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang
diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.[3][3]
Beberapa definisi Psikologi
perkembangan menurut beberapa Ahli:
1.
Menurut Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P. knoers, dan
Prof. Dr. Siti rahayu Haditoro dalam Psikologi Perkembangan adalah suatu Ilmu
yang lebih mempersoalkan faktor-faktor umum yang mempengaruhi proses
perkembangan (perubahan) yang terjadi dalam diri pribadi seseorang, dengan
menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan.
2.
Menurut Dra. Kartini Kartono dalam psikologi anak: psikologi
perkembangan adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang
dimulai dengan masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja, sampai masa
dewasa.
Dari beberapa definisi yang
telah dikemukakan tersebut kiranya dapat diambil pemahaman yang lebih sederhana
tentang pengertian Psikologi Perkembangan Yakni
suatu cabang dari psikologi yang membahas tentang gejala-gejala jiwa
seseorang, baik yang menyangkut perkembangan ataupun kemunduran perilaku
seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa. [4][4]
B. Objek Psikologi Perkembangan
Ilmu adalah kumpulan
pengetahuan. Namun, tidak dapat dibalik bahwa kumpulan pengetahuan itu adalah
ilmu. Kumpulan pengetahuan dapat disebut ilmu apabila memiliki syarat-syarat
tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal.
Objek material adalah sesuatu
yang dibahas, dipelajari, atau diselidiki[5][5] atau suatu unsur yang ditentukan, sesuatu yang dijadikan
sasaran pemikiran. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal yang konkret
(misalnya kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Gerungan merinci Objek material
pada fakta-fakta, gejala-gejala, atau pokok-pokok yang nyata dipelajari dan diselidiki oleh
ilmu pengetahuan.
Objek formal adalah cara
memandang, meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek
materialnya serta prinsip-prnsip yang digunakannya. Jadi sudut dari mana objek
material itu disoroti disebut objek formal. Dengan demikian kita bisa
menyimpulkan bahwa objek formallah yang membedakan antara ilmu yang satu dengan
yang lain.[6][6]
Jadi intinya, objek psikologi
perkembangan adalah perkembangan manusia sebagi person. Disamping itu para
psikolog juga tertarik akan masalah sampai seberapa jauhkah perkembangan
masyarakatya.[7][7] Perkembangan
pribadi manusia ini berlangsung sejak konsepsi sampai mati. Perkembangan yang
dimaksud adalah proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses
yang menuju ke depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Istilah “perkembangan “ secara khusus diartikan
sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif
yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia
C. Ruang
Lingkup Psikologi Perkembangan
Jika
dipahami secara cermat dari penjelasan pengertian tentang psikologi
perkembangan sebagaimana
telah dibeicarakan di muka, maka dapatlah dimengerti tentang
ruang lingkup dari pembahasan ilmu
ini bahwa psikologi perkembangan merupakan:
a. Cabang
dari psikologi
b. Objek
pembahasannya ialah prilaku atau gejala jiwa seseorang
c. Tahapannya
dimulai dari masa konsepsi hingga masa dewasa
Psikologi perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan
perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang mencakup :
1. Psikologi Anak
(mencakup masa bayi)
Sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15
hari. Dalam perkembangan manusia masa ini merupakan fase pemberhentian (Plateau
stage) artinya masa tidak terjadi pertumbuhan/perkembangan. Ciri-ciri yang
penting dari masa bayi baru lahir ini ialah:
1.Periode ini
merupakan masa perkembangan yang tersingkat dari seluruh periode perkembangan.Periode
ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup/ perkembangan
janin.
2.Periode ini
ditandai dengan terhentinya perkembangan.
3. Di akhir periode
ini bila si bayi selamat maka merupakan awal perkembangan lebih lanjut.
ini dianggap
sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena merupakan periode
di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.
Setelah itu berlanjut dengan masa kanak-kanak. Awal masa
kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra
kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial
sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk
penyesuaian diri pada waktu masuk kelas 1 SD.
Kemudian akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah
berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam
menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa
intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di
sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson
menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment” di mana
anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima tuntutan yang dapat timbul
dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah
kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk
bersekolah.
2. Psikologi Puber dan
Addolesensi (psikologi pemuda)
Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup
tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur
11,0 atau 12,0 sampai umur 15,0 atau 16,0.
Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan permulaan
masa puber adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan basah malam
pada anak laki-laki. Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber,
yaitu:
· Perubahan besarnya
tubuh.
· Perubahan proporsi
tubuh.
· Pertumbuhan
ciri-ciri seks primer.
· Perubahan pada
ciri-ciri seks sekunder.
3. Psikologi Orang
Dewasa
Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa
khidupan, masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur
21,0 sampai umur 40,0. Masa dewasa pertengahan, dari umur 40,0 sampai umur
60,0. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60,0 sampai mati.
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa
reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan
emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa
ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas san
penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kemudian dilanjutkan dengan masa
dewasa madya.
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh
sampai umur enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada
masa ini antara lain:
· Masa dewasa
madya merupakan periode yang ditakuti dilihat darin seluruh kehidupan
manusia.
· Masa dewasa madya
merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani
dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan
ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
· Masa dewasa madya
adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan
menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
· Pada masa dewasa
madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa
sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini
dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
4. Psikologi Orang
Tua.
Usia lanjut atau usia tua adalah periode penutup dalam
rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri umur enam puluh tahun sampai
mati, yang di tandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis
yang semakin menurun.[8][8]
Adapun gejala jiwa atau perilaku
manusia dalam ruang lingkup lain, dibahas oleh psikolog-psikolog yang lebih
bersifat khusus, yang secara ilmiah mendasarkan pada hasil penemuan-penemuan
empiris antara lain:
-
Psikologi belajar
-
Psikologi industry
-
Psikologi remaja
-
Psikologi pendidikan
-
Psikologi klinis
-
Psikologi sosial
-
Psikologi lingkungan
-
Dan lain-lain.
Banyak sekali faedah atau
kegunaannya seseorang mempelajari psikologi perkembangan dalam mendiskripsi,
memahami serta meramalkan perilaku diri sendiri maupun orang lain. Terutama
akan terasa sangat perlu penguasaan ilmu ini bagi seorang yang selalu
mengadakan komunikasi dengan orang lain. Misalnya orang tua sebagai pemimpin
keluarga, pendidika, dan lain sebagainya.
Faedah praktis mempelajari
psikologi perkembangan yang dapat dikemukakan disini antara lain:
a.
Untuk memahami garis besar, pola umum perkembangan, dan
pertumbuhan anak pada tiap-tiap fasenya.
b.
Dapat memunculkan sikap senang bergaul dengan orang lain
terutama anak-anak, remaja, dengan penuh perhatian kepada mereka baik dalam
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
c.
Dapat mengarahkan seseorang untuk berbuat dan berperilaku
yang selaras tingkat perkembangan orang lain.
d.
Khususnya bagi pendidik dapat memahami dan memberikan
bimbingan kepada anak didiknya, sehingga proses pendidikan akan berjalan dengan
sukses dalam mencapai tujuannya. [9][9]
D. Tujuan Psikologi Perkembangan
Menurut Mussen, canger dan
Kagan, dewasa ini psikologi perkembangan lebih menitikberatkan pada usaha-usaha
mengetahui sebab-sebab yang melandasi terjadinya pertumbuhan dan perkembangan
manusia, sehingga menimbulkan perubahan-perubahan. Oleh sebab itu tujuan
psikologi perkembangan meliputi:
1.
Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah
laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang
mempunyai ciri-ciri universal, dalam arti yang berlaku bagi anak-anak di mana
saja dan dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.
2.
Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada
tahapan atau masa perkembangan tertentu.
3.
Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang
menimbulkan reaksi yang berbeda.
4. Mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami
seseorang, sepeti kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas
inteleknya, dan lain-lain.
Sementara itu Elizabeth B.
Hurlock menyebutkan enam tujuan psikologi perkembangan dewasa ini, yaitu:
1. Menemukan
perubahan-perubahan apakah yang terjadi pada usia yang umum dan yang khas dalam
penampilan, perilaku, minat, dan tujuan dari masing-masing periode
perkembangan.
2. Menemukan
kapan perubahan-perubahan itu terjadi.
3. Menemukan
sebab-sebabnya.
4. Menemukan
bagaimana perubahan itu mempengaruhi perilaku.
5. Menemukan
dapat atau tidaknya perubahan-perubahan itu diramalkan.
[2][2] Syamsu
Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2005), 15.
[4][4] Abu
Ahmadi dan Munawar Shaleh, Psikologi Perkembangan (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2005), 3-4.
[5][5]
Sastropoetro, Pendapat public, Pendapat Umum, dan Disiplin dalam Pendapat
Khalayak dalam Komunikasi Sosial (Bandung: Remadja Karya, 1987), 117.
[9][9] Abu
Ahmadi dan Munawar Shaleh, Psikologi Perkembangan (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2005), 8-9.