KISAH SEEKOR KERANG
Malam ini angin berhembus lembut,
permukaan laut tenang , ada sedikit Cahaya rembulan menerobos masuk ke dasar
laut dimana seekor kerang sedang duduk menikmati suasana temaram dan tenang.
Gelombang lembut di dasar laut sana membawa pasir-pasir menari mengikuti arus
bermain. Sebutir pasir masuk ke dalam tubuh kerang, membuat sang kerang kaget.
Heiii, siapakah kau gerangan, sang kerang bertanya. Aku adalah pasir, gelombang
lautlah yang membawa Aku ketempatmu. Siapakah kau ? tanya sang pasir. Aku
kerang, penghuni dasar lautan ini. Demikianlah perkenalan sang kerang dengan
butir pasir tersebut.
Perkenalan tersebut
pada awalnya hampa rasanya, mungkin hanya ibarat sebutir pasir
besarnya. Sampai suatu
saat, sang dewi rembulan melihat persahabatan yang hampa tersebut. Sang dewi berkata, wahai
kerang tidakkah kau dapat lebih mencurahkan rasa persahabatan mu pada butir
pasir lembut tersebut, dia begitu kecil
dan lembut. Mulai sekarang biar
aku mengajarkan bagaimana rasa
persahabatan itu agar hidupmu
lebih berarti.
Dengan lembut
sang dewi mengajarkan, tidak sia-sia apa yang diajakan sang dewi rembulan,
persahabatan antara sang kerang
dengan butir pasir lembut tersebut
berbuah hasil. Ada
canda, ada tawa,
mereka berbagi masalah.
Persahabatan itu telah merubah butir pasir lembut tersebut
menjadi sebutir mutiara muda yang
berwarna putih. Warna putih tersebut merupakan warisan sang dewi rembulan
kepada mereka.
Disuatu siang yang terik , pada
saat mereka sedang berbagi rasa di dasar
laut yang berselimut
pasir putih. Tiba-tiba mereka
mendengar seruan ? hai sahabat, apa yang sedang kalian lakukan ? Sang kerang
menjawab "siapa kah engkau gerangan ? "
Wahai kerang
tidakkah engkau mengenali
aku ? aku Surya, dewa penguasa matahari yang
menyinari seluruh bumi
di siang hari.
Aku melihat persahabatan mu
dan mutiara muda itu tulus
sekali. Sang kerang menjawab, itu
merupakan hasil didikan
dewi rembulan yang lembut dan penuh cinta kasih. "
Kalau begitu, biar aku lengkapi ajaran sang dewi, biar aku ajarkan kepada
kalian tentang hangatnya cinta",jawab sang matahari.
Seiring terbit
dan tenggelamnya mentari,
sang raja surya memupuk sang kerang dan mutiara muda
dengan perasaan cinta. Jatuh cintalah sang kerang dengan
mutiara muda itu. Mutiara muda itu sekarang menjadi sebutir mutiara
putih bersih dan berkilau mewarisi sifat sang dewa surya, dan dibalut
dengan cinta sang kerang, indah sekali.
Hidup sang
kerang dan butir mutiara itu indah sekali, cinta mereka tulus, berbagai
duka, suka ,
mereka lalui bersama. Tidak ada hari-hari seindah
hari-hari yang mereka lalui.
Suatu hari
seekor ikan yang lewat berkata kepada sang butir mutiara
"wahai mutiara elok, tahun depan Raja dari kerajaan
di sebarang sana akan mengadakan pemilihan
mutiara terindah, tidakkah kau
tertarik untuk mengikutinya, rupamu
elok, aku yakin raja akan memilihmu" kata sang ikan
"Benarkah begitu
?" tanya sang
mutiara. "Aku akan menyampaikan kabar gembira ini pada sang
kerang kekasihku ", sambung sang mutiara.
Mulai saat itu sang mutiara
rajin mempercantik diri, sang
kerang juga memberinya semangat dan dorongan.
Namun sang kerang
tidak menyadari, keinginan besar sang mutiara untuk menang telah merubah
sikap sang mutiara. Sampai suatu hari
mutiara tersebut berkata
kepada sang kerang " wahai kekasihku kerang,
perlombaan itu hampir
tiba saatnya, aku ingin keluar sebagai
pemenang, aku ingin mencapai
cita-citaku, adalah lebih baik mulai saat
ini kau menjadi
temanku saja, bukan
seorang kekasih. Aku ingin mencurahkan
seluruh perhatianku untuk lomba itu, aku tidak mau terganggu" .
Kata-kata tersebut melukai
perasaan sang kerang, airmata jatuh? "kenapa kau melakukan ini
padaku, aku menyayangimu
dengan segenap hatiku, tidakkah engkau
tau perasaanku, aku memang tidak mudah mengungkapkan perasaanku, aku kaku
laksana kulitku yang keras, tapi mengapa ?.. ?"
"Kerang yang
baik, untuk apa engkau menangis,
aku akan tetap menjadi sahabatmu, aku tetap akan menjaga hubungan kita"
kata sang mutiara.
Akhirnya tiba
waktu perlombaan tersebut, sang raja langsung jatuh hati kepada butir mutiara tadi. "Inilah
mutiara terindah yang pernah aku jumpai, aku
memilihnya" kata sang
raja. Akhirnya mutiara tersebut bersanding menjadi liontin sang raja.
Setiap hari sang raja mengaguminya.
Sang mutiara
telah melupakan sang kerang, sang mutiara asik melayani sang
raja. Tinggallah sang kerang yang kembali duduk di keheningan di dasar laut sana,
sepi,hampa hidup sang
kerang itu. Setiap hari ia menunggu sang
angin menyampaikan kabar dari
sang mutiara, satu hari, dua hari,seminggu tidak ada kabar dari sang mutiara.
"Biarlah aku
menitip pesanku pada sang angin
untuk mutiaraku" pikir sang kerang.
"Wahai angin,
sampaikan rasa rinduku
pada mutiaraku yang ada di negeri seberang sana"
pekik sang kerang. Sang angin menyampaikan pesan tersebut.
Namun apa
kata sang mutiara indah "
angin, sampaikan kepada sang kerang, jangan
ganggu aku,aku sibuk sekali melayani sang raja,dan sampaikan
juga padanya untuk mencari mutiara lain saja".
Kabar ini
membuat sang kerang sedih, namun dalam kesedihannya rasa saying sang kerang
terhadap sang mutiara
mengalahkan rasa kecewanya, ia tetap berdoa pada Ilahi agar sang mutiara
berbahagia.
Nah sahabat
dalam kehidupan nyata ini banyak persahabatan yang berakhir dengan
sebuah hubungan cinta, jika kedua belah pihak punya komitmen,dan mau menanggung duka
dan suka bersama-sama, hubungan
itu bisa berakhir dengan sebuah
jenjang pernikahan yang
suci. Namun bisa
juga percintaan itu berakhir
dengan sebuah permusuhan yang mengakibatkan kedua belah pihak atau salah
satunya terluka, kalaupun cinta itu dapat berakhir lagi dengan sebuah persahabatan,
percayalah rasa persahabatan itu akan lain, akan hambar. Luka dari cinta
itu Cuma bisa
disembuhkan oleh waktu. Apakah anda memilih menjadi kerang
tersebut atau mutiara indah tersebut ? Terserah anda.
Kirimkan cerita
ini pada orang-orang yang kamu
anggap sahabat, kekasih , atau
orang-orang yang kamu
anggap berarti dalam hidupmu , hanya sebagai sebuah bahan renungan.
Mau mendownload Undang-Undang/Peraturan Pemerintah, Klik disini.
Mau mendownload Undang-Undang/Peraturan Pemerintah, Klik disini.
0 Response to "KISAH SEEKOR KERANG, CERITA ANAK"
Post a Comment