DOWNLOAD GRATIS EBOOK/BUKU (Klik Disini)
CARA MENDAPATKAN UANG DI INTERNET (Klik Disini)
KUMPULAN SKRIPSI H.PERDATA (Klik Disini) , H.TATA NEGARA (Klik Disini)
Kemerdekaan Indonesia memang sudah dikumandangkan pada 17 Agustus 1945. Namun situasi di dalam negeri masih carut marut.
Apalagi Belanda masih terus berusaha mengambil alih Republik sepanjang tahun 1946-1949.
Di masa genting ini, pemerintahan yang sudah terbentuk merasa perlu menjaga informasi rahasia dari musuh.
"Indonesia
merasa tidak aman, apalagi ada beberapa informasi yang bocor," kata
Tampil Chandra Noor Gultom, Subbag Infomed-Bagian Humas dan Kerja sama
Museum Sandi kepada Kompas.com Jumat (5/8/2016).
Saat
itu Indonesia yang baru merdeka belum memiliki sistem pengamanan
informasi yang baik. Termasuk soal belum adanya sistem sandi yang mampu
mengamankan informasi yang bersifat rahasia.
Tampil menjelaskan, Indonesia memang telah memiliki sistem persandian. Namun, itu dikelola oleh masing-masing kementerian.
Sistem
persandian yang digunakan untuk menyembunyikan informasi itu pun masih
sangat sederhana dan sama sekali tidak didukung dengan pengetahuan
mengenai kriptologi.
"Jika kurir tertangkap, Belanda dengan mudah memecahkan sandi-sandi tersebut," terang Tampil.
Informasi
yang dibawa kurir berisi perintah-perintah untuk melaksanakan suatu
operasi. Jika sampai terpecahkan, operasi bisa gagal
Kondisi yang
mendesak untuk mengamankan informasi ini membuat Menteri Pertahanan
saat itu Amir Syarifoeddin meminta Dr. Roebiono Kertopati untuk membuat
sistem sandi atau kode yang akan digunakan oleh seluruh kementerian.
Dr.
Roebiono dipilih karena telah memiliki beberapa pengalaman di bidang
intelijen. Kepintarannya tak diragukan lagi. Ia menguasai empat bahasa
serta mampu menulis dengan dua tangan dalam waktu bersamaan.
Buku
Konsep Naskah Sejarah Persandian di Indonesia terbitan Jakarta 1986
menyebut bahwa sistem sandi bikinan Dr Roebiono dapat dikategorikan
sebagai sistem yang kuat.
Dibutuhkan sebuah buku acuan untuk
membaca sandi-sandi tersebut. Roebiono menulis Buku Kode C, berisi
10.000 kata termasuk tanda baca, awalan dan akhiran, penamaan serta
bentuk lain yang dijumpai dalam teks berita.
Buku yang kemudian
digandakan sebanyak 6 eksemplar tersebut yang menjadi acuan dalam
pembuatan dan pembacaan sandi. Sandi akan sulit terpecahkan, kecuali
Buku Code C jatuh ke tangan musuh.
Kesuksesan pembuatan sandi ini
akhirnya berhasil menghubungkan informasi rahasia di wilayah kedaulatan
Indonesia serta delegasi Indonesia di berbagai negara.
Penulis | : Kontributor Sains, Monika Novena |
Editor | : Yunanto Wiji Utomo |
CARA MENDAPATKAN UANG DI INTERNET (Klik Disini)
KUMPULAN SKRIPSI H.PERDATA (Klik Disini) , H.TATA NEGARA (Klik Disini)