Biografi Singkat Tokoh-Tokoh Ulama Hadits

Biografi singkat tokoh-tokoh ulama hadits
ADMIN

BIOGRAFI SINGKAT TOKOH-TOKOH ULAMA HADIS

A.    Imam Malik (93-179 H)

1.    Riwayat Singkat

Keluarga beliau berasal dari Yaman. Imam Malik tinggal bersama istrinya Fatimah dan tiga orang anaknya, yahya, Muhammad dan Hammad. Kesunnguhanya dalam menekuni pengetahuan agama telah menjadikan Imam Malik sebagai seorang panutan dibidang Fiqh dan hadis. Bahkan dibidang fiqh, ia dikenal sebagai pendiri salah satu Mazhab Fiqh yaitu Mazhab Maliki. Menurut Imam al-Suyuthi kitab al-Muwattha disusun selama hampir empat puluh tahun. Dan ia keberatan kalau al-Muwattha dijadikan kitab pegangan resmi bagi pemerintah, sementara kitab yang memuat pendapat lain harus dibuang. Tampaknya ia menyadari bahwa pendapatnya yang juga dituangkan di dlaam al-Muwatta ada peluang berbeda dengan pendapat ulama lain, bahkan ia menyadari bahwa Islam yang dipraktekkan ditempat lain tidak harus sama dengan masyarakat Madinah, yang merupakan masyarakat ideal di dalam al-Muwatta. Maka dalam kitabnya dipaksakan untuk diberlakukan di semua masyarakat, ia khwatir justru membingungkan dan tidak menimbulkan maslahat. Disini ia agaknya hendak menghargai pendapat lain berkembang juga.

2.    Kitab al-Muwattha

Ada beberapa kitab yang menurut para ulama ditulis oleh Imam Malik
a.    Risalah ila ibn Wahab fi al-Qadri
b.    Kitab al-Nujum
c.    Risalah fi al-Aqidah
d.    Tafsir li Gharib Al-Quran
e.    Risalah Iia Al-Laits bin Sa’ad
f.     Risalah Iia Abi Ghisan
g.    Kitab al-Sir
h.    Kitab al-Manasik
i.      Kitab al Muwattha
            Sebenarnya yang dikehendaki masyarakat tidak harus buku yang hanya menghimpun hadis semata. Justru yang mereka butuhkan adalah catatan tentang perilaku Nabi dan komentar para sahabat terhadapnya. Kalau perlu dimasukkan juga bagaimana pendapat para penerusnya. Itu sebabnya, al-Muwattha tidak hanya memuat berita perilaku Nabi saja (perbuatan, perkataan, sifat dan pembiarannya). Tetapi Imam Malik memasukkan pendapatanya sendiri di dalam kitab al-Muwattha ini. Disamping itu ia sengaja memasukkan pendapat para sahaabt dan tabi’in disana. Ini penting karena ada kasus yang tidak terjadi di masa Nabi, tetapi terjadi dimasa sesudahnya. Bila dikatakan bahwa al-Muwathha tidak hanya memuat hadis Nabi, tetapi juga fatwa lain, karena memang tuntutan masyarakat mengehndaki demikian, jadi susuna semacam inilah agaknya yang paling tepat dan paling baik pada masanya. Didalam al-Muwattha dimuat 1720 hadis. Hadis musnad berjumlah 600 buah, yang mursal tidak semuany diterima. Yang mursal 222 buah, yang mauquf 613 dan yang qaul tabi’in 285 buah. Menurut Imam Malik hadis yang dapat diterima harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1.        Hadis itu tidak bertentangan dengan Al-Quran atas dasar ini ia menolak hadis yang menyatakan
Melarang makan burung apa saja yang berkuku kuat karena hadis ini bertentangan dengan ayat Al-Quran
2.        Hadis itu masyhur atau diamalkan oleh masyarakat Madinah. Imam Malik tidak meriwayatkan hadis yang tidak terkenal. Ia meninggalkan hadis yang asing.
Sesungguhnya Imam Malik itu ulama besar, tetapi ia tetap manusi biasa. Ada yang menjunjung ada pula yang mengkritiknya.

B.     Al-Bukhari

1.      Riwayat Singkat
Nama lengkap tokoh ini Abu Abdillah Muhammad ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn ibn al-Mughairah ibn Bardizyah al-Jufi al-bukhari. Lahir pada hari Jumat 13 Syawal 194 H di kota Bukhara. Kegemaran belajar agama dimiliknya semenjak ia masih kecil dikampung halamanya. Beberapa buku tulisan ulama seperti Ibn al-Mubarak (guru ayahnya) dan al-Waki sempat dihafalkannya. Beberpa negara yang pernah disinggahinya antara lain, Makkah, Baghdad, Basrah, Kuffah, Syam, Himsh, Asqalan, Mesir dan lain-lain. Riwayat yang populer tentang kebesaran al-Bukhari sebagai ulama hadis adalah ketika ia memasuki kota Baghdad. Tidak seorang ulam pun membantah atas komentar al-Bukhari tersebut. Karenanya tidak heran kalau hadis riwayat al-bukhari dinilai paling berkualitas dibanding dengan riwayat lain. Al Bukhari wafat di dekat kota Samarqand pada 30 Ramadhan tahun 252 H.
2.         Karya-karyanya
a.       Qahaya al-Shahabah wa al-Tabi’in
b.      Raf’ul yadain
c.       Qira’at khalfal Imam
d.      Khalq af al- al-ibad
e.       Al-Tafsir al-Kabir
f.        Al-Musnad al-Kabir
g.      Tarikh al-Shagir
h.      Tarikh al-ausath
i.        Tarikh al-Khabir
j.        Al-Adab al-Mufrad
k.      Birr al-walidain
l.        Al-Dhu’afa
m.    Al-Jami al-Khabir
n.      Al-usyriban
o.      Al-Hibah
p.      Asma al-Shahbah
q.      Al-Wuhdan
r.        Al-Mabsuth
s.       Al-illal
t.        Al-Kuna
u.      Al-Fawaid dan
v.      Al-Jami’ al shahih

3.        Al-Jami al-Shahih
            Semua karya al-Bukhari sangat penting dalam ilmu hadis. Tetapi yang paling terkenal adalah kitabnya Al-Jami al Shahih. Kitab ini ditulis ketika ia berada di Mekkah. Penulisna berakhir ketika ia berada di Madinah. Dari kesekian ratus ribu hadis yang dihafalnya, untuk dimasukan di dalam kitabnya ia melakukan shalat sunnat dan beritikarah. Al Bukhari sering memotong bagian hadis untuk dijadikan judul bab, yang kemudian disii hadis-hadis. Jumlah hadsi al-Bukhari sebanyak 9.082 buah, termasuk yang disebut ulang. Bila tidak diulang jumlah hadis itu 2.602 buah.


4.        Kritik terhadap al-Bukhari
            Ada juga kritik terhadapnya ada kira-kira 110 hadis yang kena sasaran kritik. Demikian juga ada yang mengatakan bahwa dari 435 orang rijal hadis. Al-Bukhari ada 80 rijal dinilai dhaif. Tetapi tentu al-Bukhari lebih mengetahu tentang persepsi dirinya terhadap tokoh hadis dari pada orang lain. Ada pertimbangan tertentu yang tidak diperhitungkan ulama lain.

C.    Abu al-Husein Muslim ibn al- Hajjaj al-Naisaburi

1.      Latar Belakang Kehidupannya
            Tokoh ini lahir pada 204 H. Keramahannya kepada orang lain telah membuat dirinya sebagai seorang pedagang yang sukses. Ia dikenal sebagai dermawan Naisabur. Seperti pada umumnya ulama lain, ia belajar semenjak kecil tahun 218 H. Pelajaran dimulai dari kampung halamannya dihadapan para Syeikh disana. Hampir semua negeri pusat kajian hadis tidak luput dari persinggahannya, seperti Irak (Baghdad), Hijaz, Mesir, Syam, dan lain-lain. Imam muslim wafat pada 26 Rajab 261 H) di dekat Naisabur. Banyak ulama ditemui untuk periwayatann hadis, seperti Imam Ahmad ibn Hanbal, Ishaq, ibn Rahawih (Guru al-Bukhari juga) dan lain-lain. Diantara mereka al-Bukharilah yang paling berpengaruh terhadap dirinya dalam metodologi penelitian hadisnya. Demikian juga, Imam Muslim mempunyai banayk murid terkenal, seperti Imam al-Turmudzi, Ibn Khuzaimah, Abdurrahman ibn Abi Hatim. 
2.         Kitab Shahihnya
              Ada lebih dari dua puluh buku telah ditulis oleh Imam Muslim. Yang terkenal adalah Shahih Muslim itu sendiri, nama singkat dari judul aslinya,
المسند المحيح ااحتصر من السنن بقل العل عن العل عن رسو ل الله صلى الله عليه و سلم
Didalam kitabnya ini termuat 3.030 hadis (tidak termasuk di dalamnya yang ditulis berulang-ulang). Jumlah hadis seluruhnya ada lebih kurang 10.000 buah.
Dengan sebutan Shahih Muslim, penulisnya bermaksud menjamin bahwa semua hadis yang terkandung didalamnya shahih. Menurut penelitian para ulama, persyaratan yang ditetapkan Imam Muslim bagi shahihnya suatu hadis pada dasarnya sama dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Al-Bukhari. Ibnu Shalah mengatakan bahwa persyaratan Muslim dalam kitab shahihnya adalah :
1.         Hadis itu bersambung sanadnya
2.         Diriwayatkan oleh orang kepercayaan (tsiqat) dari generasi permulaan hingga akhir
3.         Terhindar dari syudzudz dan illat.
Persyaratan ini dipergunakan oleh Imam Al-Bukhari. Hanya apa yang dimaksud dengan bersambung sanadnya, ada sedikit perbedaan antara kedua tokoh ini. Setelah melihat prestasi gemilang yang diraih oleh al-Bukhari dan Muslim, para ulama generasi berikutnya membanding hasil karya kedua tokoh ini. Dan sikap ini memamng manusiawi. Diantara yang baik, masih saja dipilih, mana yang lebih baik. Sebagian hasil perbandingan itu adalah:
Menurut Al-Bukhari, seorang periwayat harus benar-benar bertemu dengan pemeberi hadis, kendati hanya satu kali. Di antara indikatornya, bentuk serah terima dengan ungkapan akhbarana samitu dan sebagainya. Sementara, menurut Imam Muslim, asala mereka itu semasa sudah dinilai bersambung sanadnya. Tampaknya inilah yang menyebabkan para ulama generasi berikutnya menilai Shahih al-Bukhari lebih tinggi tingkat keshahihannya dibanding dengan Shahih Muslim. Tetapi para ulama Maghribi ada yang berpendapat bahwa Shahih Muslim lebih unggul dari Shahih al-Bukhari. Dalam hal sistematika, tampaknya disepakati bahwa sistematika Shahih Muslim lebih baik dari pada Shahih al-Bukhari. Dalam hal sistematika disepakati bahwa sistematika Shahih Muslim lebih baik dari pada Shahih al-Bukhari. Dengan sistematikan yang bagus ini Muslim telah memudahkan jalan menelusuri hadis Shahihnya bagi siapa saja yang ingin meneliti. Sama baiknya karya al-Bukhari dan Muslim terungkap dalam syair.

تثا جر فو م في النخا رئ و مسلمم و قا لو آئ ذ ين تقد م قلت لقد فا ق الخا رئ صحة كا فا ق في حسن الصنا مسلم
Artinya :
Orang-orang yang bertengkar tentang al-Bukhari dan Muslim dihadapan saya dengan berkata, mana yang harus didahulukan atau diutamakan? Saya menjawab “ Sungguh Al-Bukhari unggul dibidang keshahihan sebagaimana Muslim unggul dibdang sistematika”.
 Kendati sikap hati-hati itu sudah dicurahkan sepenunhya oleh ulam hadis semisal muslim. Tetapi ada saja kritik yang muncul. Konon jumlah rijal shahih muslim ada 620 orang, 160 antaranya dinilai lemah. Al-Asqalani mengadakan pembelaan, pemilik rijal lebih mengenal rijalnya dari pada pengritiknya. Disamping itu, matan hadis juga tidak luput dari kritik. Mialanya sebuah hadis yang berbunyi
من اضطح كال يو م سعة تمر ات لم يضر سم ولأ سحر ذ للك اليو م إلئ اليل
Artinya
Barang siapa setiap pagi makan kurma tujuh biji tidak akan dilanda oleh bahaya racun atau sihir pada hari itu hingga malamnya.
Kemudian al-Shiba’i membanatah dengan katanya, sebuah hadis dapat kita terima kebenarannya selama sanadnya shahih dan matanya juga shahih meskipun secara ijmal. Persoalannya, pernahkah ilmu kedokteran melakukan penenlitian untuk membuktikan kebenaran hadis tersebut?

D.   Abu Daud al-Sijistani

1.    Riwayat Singkat
            Nama tokoh ini Sulaiman ibn al-Asy ats ibn Ishaq al-Adzawi al-Sijistani. Ia lahir pada 202 H. Belajar ilmu merupakan kesenangannya semenjak masih kecil. Sebelum mendalami hadis, Abu Daud telah mempelajari Al-Quran dan bahasa Arab serta materi lainnya. Apakah ia punya pikirna cerdas? Sudah pasti. Sebab, bagaimana mungkin ia menjadi ulama besar sekali berarti itu kalau tidak cerdas, cermat, jujur. Dalam menempa diri agar menjadi ulama besar, ia malang melintang ke berbagai negeri; khurasan; Ray, Harat, Kufah Baghdad, terakhir pada tahun 272 H. Tentu, di kota besar dan ibukota pemerintahan Islam ini ia menimpa pengalaman. Tidak sia-sia menggembara. Banyak guru terkemuka dijumpai untuk ditimba ilmunya, seperti Abu Amr al-Dharir, Abu al-Walid al-Thayalisi, Sulaiman ibn Harb, Ahmad ibn Hanbal.
            Reputasi keulamaannya melejit ketika ia tinggal di Basrah. Kala itu basrah ditimpa peceklik disebabkan erangan Zanj pada tahun 257 Abu Ahmad Gubernur Basrah yang juga saudara khalifah al-Muwaffiq meminta agar Abu Daud berseida tinggal disan auntuk menjadi guru, khusunya ilmu Hadis. Kemudian ia tinggal di basrah memenuhi permintaan tersebut. Abu Daud meninggal disana pada 16 Syawal tahun n275 H. Disamping ahli bidang hadis, ia juga ahli dibidang fiqh . ini dapat dilihat bahwa kitab sunannya bercorak fiqh.

2.    Sunan Abu Daud
            Imam Abu Daud menyusun kitab sunannya denagn sistematika fiqh. Kitab ini berisi 4.800 hadis, sari pati dari 500.000 hadis yang dikuasainya dengan baik. Kitab ini sangat memudahkan pembacadalam mencari hadis-hadis hukum, karenannya mendapatkan acungan jempol dari para ulama generasi penenrus. Yang menyenangkan lagi, ia mengakui bahwa tidak semua hadis yang ditulisnya shahih. Kareananya ia memberi catatan sejumlah hadis lemah yang dimasukkan itu bukan asala masuk, tetapi dikatakan bahwa tidak memasukkan hadis yang diriwayatkan dari orang yang matruk al-Hadis. Tampaknya ia mem[unyia pemikiran bahwa hadis yang kurang sahih semacam itu masih ebih berbobot dibanding pendapat ulama. Dari keterangan ini kita dapat berada dibawah tingkatan Shahih al-Bukhari dan Muslim. Seperti halnya kitab hadis induk lain, kitab Sunan Abu Daudvdisyarahi oleh beberapa ulama. Aun al-Mabdud Syarh Sunan Abi Daud, tulisan Syamsul Haq Azimabadi dikenal sebagai kitab syarahnya yang baik. Disamping itu ada lagi Badzlul Majhud fi Halli Abi Daud ditulis oleh Khalil Ahmad Ansari.

A.    Al- Imam al-Turmudzi

1.      Latar Belakang Kehidupannya
            Ia lahir pada tahun 209 H. Dikampung Tirmidz dekat sungai Jaihun. Seenjak kecil ia senang belajar. Turmudzi tidak mau ketinggalan dari ulama hadis lain. Ia juga ikut mengembara ke berbagai negeri pusat ilmu pengetahuan, seperti Irak, Hizaz, khurasaan dan lain-lain. Banyak guru terkrmuka dijumpai agar ilmu mereka mengalir kepadanya seperti Al-Bukhari Muslim, Abu Daud, Qutaibah ibn Sa’id, Muhammad ibn Masyr. Ia pengagum berat al-Bukhari dan ia memang berada dibawah asuhan al-Bukhari. Karenanya ia menagku sepanjang hayat tidak menjumpai orang yang seimang dengan al-Bukhari dbidang hadis, apalagi melebihinya. Iamma al-Turmudzi wafat dikampungnya, pada malam senin 13 Rajab tahun 279 H dalam usia 70 tahun. 
2.      Kitab karyanya
Karyanya yang terkenal adlah kitab Al-Jami al Mukhtasar min al-Sunan Rasulullah. kitab lain yang ditulisnya antara lain Al-Atsar al-Muqufah , Al-Asma, wa al-Kuna, Asma al Sahabh Syama’il Al-Iial al-Khabir Tarawikh. Ia memberi catatan bahwa hadisnya sesuai dengan predikatnya sahih hasan atau dhaif bila hadis itu mengandung illat ia menujukkan apa illatnya. Begit juga bila hadi itu munkar ia menunjukkan bagi munkarnya. Tetapi ia tidak memasukkan di dalam kitabnya. Hadis yang diriwayatkan dari orang yang dicurigai bohong. Al- Turmudzi adalah ulama hadis yang pertama sekali dipopulerkan predikat Hadis Hasan. Yaitu hadis yang kurang pantas dinilai shahih, tetapi tidak layak juga bila dinilai dhaif. Artinya hadis yang menurut al-Turmudzi itu hasan, dimasukkan ke dalam kelompok dhaif. Maka kalau para ulama sebelum al-Turmudzi (seperti ulama fiqh pendiri Mazhab empat) berkata bahwa hadis dhaif untuk kepentingan tertentu dapat dijadikan hujjah, dimaksudkan adalah hadis hasan menurut kerangka al-Turmudzi. Jadi, bukan sembarang hadis dhaif. Teori para ulama fiqh tadi mengacaukan pikiran kita karena mereka membagi hadis kepada dua, sementara kita sudah mengenal jenis nilai hadis.

B.     Al-Imam al-Nasa’i

1.      Latar Belakang
Tokoh ini adalah al-Imam al-Hafizh Abu Abdirrahman Ahmad ibn Syu’aib ibn Ali al-Khurasani al-Nasa’i. Dikenal dengan nama Imam Nasa’i karena dinisbatkan dengan kampung Nasa, bagian dari negeri Khurasan. Ia lahir di tahun 215 H. Semenjak kecil ia menuntut ilmu. Ketika berumur 15 tahun ia mulai berkelana menimba pengalaman. Pusat-pusat studi yang dikunjunginya antara lain, Hijaz, Irak, Mesir, Syam. Setelah berkelana kesana kemari ia memutuskan menetap diMesir. Sebagai diketahui bahwa Imam Syafi’i pernah bermukim dan mempunyai banyak murid di Mesir, bahkan wafat dan dimakamkan disana, maka tidak ganjil bila Imam Nasa’i terpengaruh pemikiran Imam Syafi’i di bidang Fiqh. Imam ini dikenal tegas dan pembrani. Ia tidak hanya berfatwa tetapi ikut berjihad menyertai Gubernur Mesir bersama tentara. Al- Nasa’i wagat di Palestina pada 13 Shafar tahun 303 H. Dimakamkan di Baitul Maqdis.
2.      Sunan al-Nasa’i
Mulanya Imam Nasa’i menyusun kitab hadis dengan nama Al-Sunan al-Kubra. Di dalamnya dimuat hadis shahih, hasan dan dhaif. Setelah membaca kitab tersebut, Gubernur al-Ramlah bertanya, apakah semua hadisnya shahih. Al-Nasa’i menjawab didalamnya ada yang shahih, ada yang hasan, dan ada yag dhaif. Dari hasil seleksinya itu tersusunlah kitabnya al-Sunan al Mujtaba, sebagi yang kita dapatkan sekarang. Namun, didalam kitabnya yang disebut terakhir ini, terdapat juga hadis hasan dan dhaif. Terhadap hadis yang lemah. Ia tetap menunjukkan kelemahannya. Agaknya ia mempunyai maksud untuk menunjukkan bahwa hadis yang diriwayatkan oleh ulama lain itu sebenarnya lemah berdasarkan hasil penelitiannya. Menurut catatan Prof A’zami,  tidak mau mengambil hadis melalui Ibn Luhai’ah karena dinilai sangat lemah ini menujukkan bahwa ia selektif dalam memimilih rijal. Konon, ia berbeda paham denga guru yang bernama Al-Harits ibn Miskin. Namun, perselisihan paha tampaknya tidak menghalanginya untuk belajar kepadanya, kendati tidak menghadiri halaqah gurunya itu. Untuk hadis yang melalui jalur al-Harits, ia menulis “saya mendengar hadis ini pada saat hadis ini dibacakan oleh al-Harits ibn Miskin.

C.    Al-Imam Ibn Majah

1.      Latar Belakang
Ia adalah Al-Imam al Hafizh Abu Abdillah, Muhammad ibn Yazid al-Qazwaini Ibn Majah. Majah adalah laqab ayahnya. Ia lahir di Qazwain pada tahun 209 H. Ia bersekolah semenjak kecil. Seperti Irak, Hujaz, Mesir, Syam dan lain-lain. Ibn Majah wafat pada 22 Ramadhan 273 H.
2.    Kitab Sunan
Ibnu Majah menulis beberapa kitab. Dibanding para ulama yang disebut terdahulu, karya Ibn Majah tergolong sedikit. Tercatat, ia menulis Kitab Sunan, Kitab Tafsir, dan Kitab Tarikh. Karyanya yang dapat ditemukan sekarang adalah kitabnya Sunan Ibn Majah. Karyanya yang lain tidak jelas, entah kemana pergi. Hadis yang terdapat di dalam kitabnya sebanyak 4.341 dari jumlah itu, ada 3002 hadis telah dibukukan oleh penulis Kitab Al-Ushul al-Sittah artinya masih tersisa 1.339 hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Majah sendiri. Ibn Majah tidak memberi catatan apa-apa tentang. nilai hadis yang ditulis di dalam Kitab Sunannya itu. Agaknya, penilaian shahih atau tidaknya hadis didalam kitabnya, diserahkan kepada pembaca yang mau meneliti. Dr. Fuad Abdul Baqi mencatat, dari 1339 hadis itu terdapat 482 hadis yang bernilai shahih 199 bernilai hasan 619 lemah sanadnya, dan 99 hadis munkar dan makdzub. Sikapnya yang kepada pembaca itu, tampaknya, telah menempatkan kitab sunannya pada peringkat ke enam dari kuttubus sittah. Pada sisi lain, kitab ini dinilai bermutu tinggi karena dibanding kitab hadis yag lainnya, paling sedikit dalam pengulangan hadis sehingga memudahkan pembaca untuk melacak hadis yang diriwayatkannya.  

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.